Skip to content
Home » Blog » Penyakit Undescended Testis: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Penyakit Undescended Testis: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Undescended testis, atau yang dalam istilah medis disebut cryptorchidism, adalah kondisi di mana salah satu atau kedua testis tidak turun ke posisi normal di dalam skrotum pada saat kelahiran. Testis seharusnya terbentuk di dalam perut bayi selama perkembangan janin dan secara bertahap turun ke skrotum sebelum kelahiran. Namun, dalam kasus undescended testis, testis gagal untuk turun, yang bisa menyebabkan komplikasi kesehatan jika tidak ditangani dengan baik.

Sebagai orang tua atau individu yang mungkin sedang mencari informasi tentang kondisi ini, kami ingin membantu memberikan pemahaman yang jelas mengenai gejala, penyebab, risiko, serta metode pengobatan undescended testis. Selain itu, jika Anda berencana untuk mencari pengobatan di Penang, layanan Medisinfo2u siap membantu menghubungkan Anda dengan rumah sakit terbaik yang ada di Kuala Lumpur yang memiliki dokter-dokter spesialis andal dalam menangani kondisi ini.

Gejala Undescended Testis

Gejala utama dari undescended testis adalah tidak ditemukannya testis di dalam skrotum. Biasanya, kondisi ini terdeteksi segera setelah kelahiran oleh dokter yang melakukan pemeriksaan fisik. Skrotum bayi yang menderita undescended testis akan terlihat kosong atau tidak penuh.

Namun, pada sebagian kecil kasus, undescended testis baru terdeteksi di kemudian hari, terutama jika testis tersebut bisa bergerak dan terkadang masuk ke skrotum dan kemudian keluar lagi. Kondisi ini disebut sebagai retractile testis, di mana testis bisa turun ke skrotum tetapi terkadang bisa kembali ke perut. Ini berbeda dengan undescended testis permanen di mana testis tidak pernah turun sama sekali.

Jika Anda atau anak Anda mengalami tanda-tanda tersebut, sangat penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter spesialis urologi untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.

Penyebab Undescended Testis

Belum ada penyebab pasti dari undescended testis, tetapi beberapa faktor risiko yang diduga mempengaruhi kondisi ini antara lain:

  1. Prematuritas
    Bayi yang lahir prematur lebih berisiko mengalami undescended testis karena testis membutuhkan waktu lebih lama untuk turun ke skrotum, yang biasanya terjadi pada minggu terakhir kehamilan.
  2. Faktor Genetik
    Mutasi genetik tertentu atau kelainan pada perkembangan hormon dapat mempengaruhi proses penurunan testis.
  3. Riwayat Keluarga
    Risiko undescended testis lebih tinggi pada bayi yang memiliki riwayat keluarga dengan kondisi serupa.
  4. Kondisi Kesehatan Ibu
    Kondisi kesehatan ibu selama kehamilan, seperti diabetes gestasional atau paparan bahan kimia tertentu, juga dapat berperan dalam menghambat penurunan testis.

Risiko Jika Tidak Diobati

Undescended testis harus ditangani dengan tepat untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Beberapa risiko yang bisa terjadi jika kondisi ini tidak diobati antara lain:

  1. Infertilitas
    Testis yang berada di luar skrotum biasanya berada pada suhu yang lebih tinggi daripada suhu skrotum. Suhu yang lebih tinggi ini dapat mempengaruhi produksi sperma dan menyebabkan infertilitas.
  2. Torsi Testis
    Undescended testis lebih rentan mengalami torsi, di mana testis terpelintir dan menyebabkan aliran darah ke testis terhenti, yang bisa berakibat pada kerusakan permanen.
  3. Kanker Testis
    Risiko kanker testis lebih tinggi pada pria yang memiliki riwayat undescended testis, terutama jika kondisi ini tidak diobati sejak dini.
  4. Hernia Inguinalis
    Pada beberapa kasus, undescended testis dapat berkaitan dengan hernia inguinalis, yang merupakan kondisi di mana bagian usus turun ke daerah sekitar skrotum.

Pengobatan Undescended Testis

Pengobatan untuk undescended testis biasanya dilakukan melalui pembedahan. Prosedur bedah ini disebut orchiopexy, di mana testis diturunkan ke posisi normal di skrotum. Operasi ini biasanya dilakukan saat anak berusia antara 6 bulan hingga 12 bulan, karena pada usia tersebut perkembangan testis masih cukup responsif terhadap pembedahan dan untuk mencegah komplikasi di kemudian hari.

Pada beberapa kasus, terapi hormon juga bisa menjadi pilihan, terutama untuk membantu merangsang penurunan testis sebelum melakukan intervensi bedah. Namun, terapi hormon tidak selalu efektif, dan kebanyakan dokter spesialis akan menyarankan pembedahan sebagai pengobatan utama.

Jika Anda memerlukan bantuan dalam mencari rumah sakit yang tepat di Penang untuk pengobatan undescended testis, kami di Medisinfo2u siap memberikan informasi yang Anda butuhkan. Kami memiliki hubungan baik dengan beberapa rumah sakit besar di Penang yang memiliki tim medis profesional dan fasilitas terbaik untuk menangani kondisi ini. Beberapa di antaranya memiliki spesialis urologi yang berpengalaman menangani kasus-kasus undescended testis dengan hasil yang sangat memuaskan.

Selain itu, kami juga menyediakan layanan konsultasi medis jarak jauh, membantu dalam proses administrasi rumah sakit, serta memfasilitasi akomodasi selama Anda berada di Penang.

Undescended testis adalah kondisi yang memerlukan penanganan medis serius untuk mencegah komplikasi di kemudian hari. Mulai dari gejala yang muncul saat lahir hingga risiko yang bisa terjadi jika tidak diobati, sangat penting untuk segera mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Jika Anda sedang mencari solusi pengobatan undescended testis, Penang memiliki banyak pilihan rumah sakit dengan dokter spesialis yang handal. Jangan ragu untuk menghubungi kami di Medisinfo2u agar kami bisa membantu Anda dalam proses ini. Jika ada yang masih kurang jelas atau Anda ingin berdiskusi lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi customer service kami melalui nomor WhatsApp yang ada di website kami ya. Kami siap membantu Anda kapan saja.


Sumber Referensi:

  1. Mayo Clinic. (2023). Cryptorchidism (Undescended Testis). Diakses dari https://www.mayoclinic.org
  2. NHS. (2023). Undescended Testicles. Diakses dari https://www.nhs.uk

Frequently Ask Question

1. Apa itu undescended testis dan bagaimana cara mendeteksinya?

Undescended testis, atau cryptorchidism, adalah kondisi di mana salah satu atau kedua testis tidak turun ke skrotum pada saat kelahiran. Kondisi ini biasanya didiagnosis segera setelah bayi lahir melalui pemeriksaan fisik oleh dokter. Jika salah satu atau kedua testis tidak berada di skrotum, maka kemungkinan besar bayi tersebut mengalami undescended testis. Jika tidak terdeteksi sejak lahir, kondisi ini mungkin ditemukan saat anak bertambah besar melalui pemeriksaan kesehatan rutin.

2. Apa penyebab undescended testis?

Penyebab pasti undescended testis tidak selalu diketahui, tetapi beberapa faktor dapat meningkatkan risikonya. Faktor-faktor tersebut termasuk kelahiran prematur, riwayat keluarga dengan kondisi serupa, gangguan hormon, dan paparan ibu terhadap bahan kimia tertentu selama kehamilan. Testis biasanya turun ke skrotum pada bulan ke-7 atau ke-8 kehamilan. Ketika proses ini terganggu, undescended testis dapat terjadi.

3. Apa risiko jika undescended testis tidak diobati?

Jika undescended testis tidak diobati, beberapa risiko yang serius dapat terjadi, termasuk:
Infertilitas: Suhu di perut lebih tinggi daripada di skrotum, yang bisa mempengaruhi produksi sperma di kemudian hari.
Kanker testis: Pria dengan riwayat undescended testis lebih berisiko terkena kanker testis.
Torsi testis: Testis yang tidak berada di skrotum lebih rentan terhadap torsi, yang dapat memutus aliran darah ke testis dan menyebabkan kerusakan permanen.

4. Bagaimana cara mengobati undescended testis?

Pengobatan utama untuk undescended testis adalah pembedahan yang disebut orchiopexy, di mana testis diturunkan dan ditempatkan di skrotum. Operasi ini biasanya dilakukan saat anak berusia antara 6 hingga 12 bulan. Dalam beberapa kasus, terapi hormon dapat digunakan untuk merangsang penurunan testis, namun pembedahan tetap menjadi metode yang paling efektif dan direkomendasikan.

5. Apakah undescended testis bisa menyebabkan infertilitas?

Ya, undescended testis dapat menyebabkan infertilitas jika tidak diobati. Testis yang berada di perut terkena suhu yang lebih tinggi daripada di skrotum, yang dapat menghambat perkembangan sperma yang sehat. Semakin lama kondisi ini dibiarkan tanpa pengobatan, semakin besar risiko infertilitas di kemudian hari. Oleh karena itu, penting untuk melakukan penanganan dini melalui pembedahan.